Demikian diungkapkan Direktur Utama Bank
Mandiri Budi Gunadi Sadikin seusai rapat umum pemegang saham tahunan di
Jakarta, Senin (16/3). "Target kami dalam rencana kerja 2015-2020 adalah
menjadi bank terbaik di ASEAN. Untuk menjadi yang terbaik di ASEAN, kami harus
memastikan bahwa kami menguasai pasar dalam negeri dulu karena jumlah penduduk
ASEAN yang terbesar berasal dari Indonesia," kata Budi.
Selain memiliki jumlah penduduk terbesar
di ASEAN, Indonesia juga menyumbang produk domestik bruto terbesar untuk ASEAN.
Konsumsi terbesar di ASEAN juga berasal dari Indonesia.
"Fakta itu sudah menjadi pertimbangan
banyak bank asing ketika mulai masuk ke Indonesia. Sekarang, kami semakin yakin
bahwa hanya dengan memenangi persaingan di Indonesia, kami bisa akan berperan
lebih besar di pasar ASEAN," kata Budi.
Untuk mencapai targetnya, Bank Mandiri
menggunakan berbagai strategi antara lain memperkuat layanan di semua segmen
bisnis. Meski memperkuat pasar di dalam negeri, Bank Mandiri juga tetap
menyiapkan ekspansi ke negara-negara di ASEAN.
Ekspansi perbankan umumnya dilakukan untuk
mendukung perdagangan dan investasi. Ke depan, volume perdagangan internasional
antara Indonesia dan negara-negara ASEAN diperkirakan semakin besar.
"Ekspansi bank-bank Indonesia ke luar negeri akan mengikuti peningkatan
perdagangan dan investasi. Beberapa bank asing yang beroperasi di Indonesia
dari negara- negara yang hubungan perdagangan dengan Indonesia kuat," kata
David Sumual, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk.
Neraca perdagangan Indonesia dan ASEAN
surplus 4,4 juta dollar AS pada Februari 2015. Nilai ekspor Indonesia mencapai
2,05 miliar dollar AS dan impor mencapai 2,048 miliar dollar AS. Sepanjang 2015
ekspor mencapai 4,4 miliar dollar AS dan impor 4,2 miliar dollar AS.
Penguatan dollar AS terhadap rupiah dinilai membebani pelaku usaha,
terutama di sektor industri berbahan baku impor, seperti industri produk
plastik. Penguatan dollar AS juga memengaruhi pelaku usaha kecil yang
menggunakan bahan baku impor.
Penguatan dollar AS yang terjadi bersamaan
dengan kenaikan harga bahan baku plastik saat ini membebani industri plastik di
dalam negeri. "Bahan baku sedikit berkurang karena ada beberapa produsen
di luar negeri yang menurunkan produksi karena tengah menjalani
perawatan," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik,
dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono di Jakarta, Senin (16/3).
Akibatnya, kata Fajar, harga bahan baku
plastik dalam dua minggu terakhir naik sekitar 80 dollar AS per ton. Penguatan
dollar AS membebani karena produsen plastik membeli bahan baku dalam dollar AS
dan menjual dalam rupiah.
Pengusaha terpaksa menaikkan harga produk
jadi, seperti plastik kemasan dan plastik otomotif, untuk menyiasati kenaikan
harga bahan baku dan penguatan dollar AS. Besaran kenaikan berkisar Rp 1.000-Rp
2.000 per kilogram (kg).
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS berpengaruh terhadap fluktuasi harga kedelai di pasaran. Para perajin
tempe di Gang Mawar, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, misalnya, khawatir harga
kedelai naik. Supriyanto (47), salah seorang perajin tempe, mengatakan,
beberapa bulan terakhir, harga kedelai impor naik turun. "Bulan Januari
lalu sempat naik hingga Rp 8.500 per kg, lalu turun ke Rp 7.500 per kg,"
ujarya pada Senin (16/3).
Perajin tempe, Gusti (39), mengaku tidak
bisa menaikkan begitu saja harga tempe. "Kalau harga kedelai naik sampai
Rp 9000 per kg, bisa hancur usaha kami," katanya.
Di sisi lain, penguatan dollar AS justru
dimanfaatkan pelaku usaha sektor industri yang berorientasi ekspor. Ketua Umum
Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia M Taufik Gani menilai,
eksportir berbagai produk harus memanfaatkan penguatan dollar AS untuk
meningkatkan devisa.
"Penguatan dollar AS adalah momentum
meningkatkan devisa ekspor dari berbagai sektor. Saatnya menggenjot ekspor dan
menekan impor," ujar Taufik. Selama ini ekspor mebel per tahun Indonesia
tidak pernah tembus 2 miliar dollar AS. Jika dollar AS menguat, ekspor mebel
per tahun harus bisa didongkrak lebih dari 2 miliar dollar AS.
Mutiara beri keuntungan
Komoditas mutiara dari laut selatan (south
sea pearl) Indonesia memetik untung besar dari pertumbuhan permintaan dan
kenaikan nilai dollar AS. Harga perhiasan mutiara di pasar dunia saat ini naik
hingga 500 persen.
"Lonjakan permintaan mutiara terutama
dari Tiongkok dan Amerika Serikat," kata Bendahara Asosiasi Budidaya
Mutiara Indonesia (Asbumi) Ambrosius Kengrry Retanubun di sela-sela pameran
mutiara di Jakarta, Senin. Indonesia dikenal sebagai pemasok mutiara laut
selatan terbesar di dunia. Mutiara Indonesia berkontribusi 6-7 ton dari total
produksi dunia 10 ton.
Sementara itu, berdasarkan data BPS,
rupiah terdepresiasi 2,95 persen terhadap dollar AS pada Februari 2015.
Depresiasi terdalam terjadi pada minggu keempat Februari, yakni Rp 12.842 per
dollar AS. Rupiah pada Februari juga terdepresiasi terhadap dollar Australia
(1,13), yen Jepang (2,25), dan euro (2,57).
(17 /2015)
0 komentar:
Posting Komentar